ROKET AIR
1.1 ALAT DAN BAHAN
a. Botol sprit 2 buah
b. Pipa air 35 cm
c. Triplek
d. Plastisin
e. Pentil motor
f. Gunting
g. Gergaji
h. Lem pipa
i. Pompa
1.2 CARA PEMBUATAN
a. Pada alat peluncurannya kita menggunakan pipa sebagai alatnya. Pipa dibelah menjadi 2 bagian 15 cm dan 10 cm lalu 2 bagian pipa tersebut kita sambungkan penghubung pipa yang berbentuk L serta dilem dengan lem pipa untuk mempererat penghubung tersebut. Salah satu dari kepala pipanya kita lekatkan pentil motor sebagi tempat memopa angin ke dalam pipa.
b. Pada pembuatan roketnya kita menggunakan botol sprit sebagai roketnya. Salah satu dari kepala botolnya kita potong lalu kita hubungkan dengan penutupnya.
Kemudian botol satunya lagi kita potong menjadi 3 bagian: atas , tengah dan bawah.
Bagian dari tengahnya disambungkan dengan bagian kepala pada botol lainnya sedangkan bagian atasnya disambungkan dengan bagian bawah dari botol lainnya, akan tetapi sebelum kedua bagian disambungkan kita lekatkan plastisin pada potongan botol tengah dan atas sebagai pemberat dan penyeimbang pada roket.
Dasar Teori
· Impuls
Impuls merupakan gaya yang bekerja pada suatu benda dalam selang waktu singkat yang menyebabkan benda tersebut bergerak. Impuls juga merupakan hasil kali antara besaran vektor gaya F dengan besaran skalar selang waktu ∆t, tapi impuls termasuk besaran vektor karena impuls I searah dengan gaya impulsif F.
I = F ∆t = F (t2-t1)
· Momentum
Momentum merupakan tingkat ukuran kesukaran dalam menggerakkan maupun memberhentikan suatu benda. Momentum dapat diperoleh dari hasil kali besaran skalar massa m dengan besaran vektor kecepatan v. Namun momentum p termasuk besaran vektor karena searah dengan arah kecepatan v.
p = m v
· Hubungan Impuls dengan Momentum
Impuls yang dikerjakan pada suatu benda akan menyebabkan perubahan momentum pada benda tersebut.
I = ∆p
F ∆t = p2-p1
F ∆t = m2v2-m1v1
· Hukum Kekekalan Momentum Linier
Hukum Kekekalan Momentum Linier menjelaskan bahwa dalam peristiwa tumbukan, momentum total sistem sesaat sebelum tumbukan sama dengan momentum total sistem sesaat sesudah tumbukan, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem.
Pembahasan
Hukum ini berlaku pada penerbangan roket. Sebuah roket dapat bekerja menurut hukum kekekalan momentum. Momentum sebuah roket di tanah sama dengan 0 (nol). Ketika udara dari pompa masuk ke dalam badan roket, tekanan gas yang dihasilkan dari tumbukan H2O dengan O2 ditembakkan ke bawah dan badan roket naik untuk menyeimbangkan momentum totalnya sehingga tetap bernilai 0 (nol). Itu artinya roket tidak “mendorong” terhadap tanah atau atmosfer udara, hanya menyeimbangkan nilai momentum total.
Kecepatan akhir sebuah roket bergantung pada kecepatan semburan tekanan gas dan jumlah H2O serta O2 yang direaksikan.
m1v1 + m2v2 = 0
m1v1 = - m2v2
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari percobaan penerbangan roket ini adalah :
1. Roket bergerak karena menyeimbangkan jumlah nilai momentum totalnya agar tetap 0 (nol).
2. Tumbukan antara H2O dengan O2 dapat menghasilkan tekanan gas untuk membantu badan roket naik.